Sabtu, 03 Agustus 2013

Amalan yang dianjurkan di 10 hari terakhir bulan Ramadhan


Penceramah : Ustad Ikbal Rahmatulloh
Masjid : Istiqlal
Tempat Peribadatan : Jakarta
Sumber : 3 Juli 2013


Setelah memaklumi bahwa lailatul qadr berada pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, tentu seorang hamba harus mempersiapkan dirinya dengan beberapa amalan shahih yang, kalau dikerjakan pada lailatul qadr, nilai amalan itu tentu lebih baik daripada dikerjakan selama seribu bulan.
Amalan shahih apapun, yang dikerjakan pada lailatul qadr, akan mengandung keutamaan tersebut. Oleh karena itu, Nabishallallâhu ‘alaihi wa sallam sangat memaksimalkan amalan shalih pada sepuluh malam terakhir sebagaimana diterangkan oleh Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ,
“Adalah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir, suatu hal yang beliau tidak bersungguh-sungguh (seperti itu) di luar (malam) tersebut.” [1]
Oleh karena itu, sudah sepantasnya seorang muslim mencontoh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dalam kesungguhan beliau dalam hal menjalankan ibadah.
Berikut beberapa amalan yang pelaksanaannya sangat dianjurkan pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.
Pertama: Qiyamul Lail
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berdiri (untuk mengerjakan shalat) pada lailatul qadr karena keimanan dan hal mengharap pahala, akan diampuni untuknya segala dosanya yang telah berlalu.” [2]
Perihal amalan ini juga diterangkan oleh Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ,
“Adalah Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, bila sepuluh malam terakhir telah masuk, mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” [3]
Kedua: Membaca Al-Qur`an
Al-Qur`an Al-Karim memiliki kekhususan kuat berkaitan dengan bulan Ramadhan bahwa AllahSubhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`an.” [Al-Baqarah: 185]
Dimaklumi pula bahwa Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam memberi perhatian lebih terhadap Al-Qur`an pada bulan Ramadhan sehingga Jibril turun pada bulan Ramadhan untuk Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang membaca Al-Qur`an sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Abbasradhiyallâhu ‘anhumâ bahwa beliau berkata,
“Adalah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam orang yang terbaik dengan kebaikan, dan beliau lebih terbaik pada bulan Ramadhan. Sesungguhnya Jibril menjumpai beliau setiap tahun pada (bulan) Ramadhan hingga bulan berlalu. Beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam memperhadapkan Al-Qur`an kepada (Jibril). Apabila Jibril menjumpai (Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam), beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang lebih baik dengan kebaikan daripada angin yang berembus tenang.” [4]
Dimaklumi oleh setiap muslim, keutamaan Al-Qur`an dalam segala hal, baik dalam membacanya, menadabburinya, mempelajarinya, maupun hal-hal selainnya.
Ketiga: I’tikaf
I’tikaf berarti berdiam di masjid dalam rangka beribadah kepada Allah Subhânahu wa Ta’âlâ. Tidaklah seseorang keluar dari masjid, kecuali untuk memenuhi hajatnya sebagai manusia.
I’tikaf adalah ibadah sunnah pada bulan Ramadhan serta di luar Ramadhan. Amalan tersebut adalah syariat yang telah ada pada umat-umat sebelum umat Islam dan merupakan mahligai kaum salaf shalih.
Dasar pensyariatan amalan itu adalah firman Allah Subhânahu wa Ta’âlâ,
“Sedang kalian beri’tikaf di dalam masjid.” [Al-Baqarah: 187]
Ayat di atas masih dalam rangkaian penjelasan hukum-hukum seputar puasa Ramadhan. Jadi, I’tikaf memiliki kekhususan berkaitan dengan Ramadhan. Oleh karena itu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan sebagaimana diterangkan oleh hadits Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ,
“Sesungguhnya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri beliau beri’tikaf setelah itu.” [5]
Keempat: Memperbanyak Doa
Doa adalah ibadah yang sangat agung, merupakan sifat para nabi dan rasul serta ciri orang shalih. Keutamaan, perintah, dan manfaat doa sangatlah banyak diterangkan dalam Al-Qur`an dan sunnah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam.
Keberadaan doa pada bulan Ramadhan sangatlah kuat. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menyebut tentang amalan tersebut di sela-sela pembicaraan tentang hukum-hukum puasa. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” [Al-Baqarah: 186]

Dimaklumi pula bahwa pertengahan malam adalah waktu yang baik untuk berdoa,
Rabb kita Tabâraka wa Ta’âlâ turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam terakhir tersisa (dalam salah satu riwayat Muslim, ‘Ketika sepertiga malam pertama telah berlalu,’ dan dalam riwayat beliau yang lain, ‘Apabila seperdua atau dua pertiga malam telah berlalu,’), kemudian berfirman, ‘Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, Aku akan mengabulkan untuknya, barangsiapa yang meminta kepada-Ku, Aku akan memberikan untuknya, dan barangsiapa yang memohon ampunan kepada-Ku, Aku akan mengampuninya.’.” [6]
Kelima: Taubat dan Istighfar
Taubat dan istighfar adalah amalan yang dituntut pada seluruh keadaan. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
“Dan bertaubatlah kalian seluruhnya kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” [An-Nûr: 31]
Malam hari adalah tempat untuk bertaubat dan beristighfar bagi orang-orang yang bertakwa. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan pada mata air-mata air, sambil mengambil sesuatu yang diberikan oleh Rabb mereka kepada mereka. Sesungguhnya, sebelumnya di dunia, mereka adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; Dan pada akhir malam, mereka memohon ampun (kepada Allah).” [Adz-Dzâriyât: 15-18]
Keenam: Umrah
Umrah termasuk amalan shalih yang agung, penuh dengan keutamaan dan kebaikan, serta lebih utama untuk diamalkan pada bulan Ramadhan karena Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallambersabda,

“Umrah pada bulan Ramadhan menggantikan haji bersamaku.” [7]

BALASAN DOSA ZINA DI DUNIA DAN AKHERAT


Penceramah : Ustad Dasuki
Masjid : Nurul Iman
Tempat Peribadatan : Cengkareng
Sumber : 2 agustus 2013

Rasulullah SAW memberitahu bahwa berzina akan dibalas oleh Allah ketika penzina masih hidup di
dunia.

Rasulullah SAW bersabda:
"Dua (2) kejahatan akan dibalas oleh Allah ketika di dunia : zina dan derhaka kepada ibu bapak.
(HR Thobaroni)
Antara hukuman atau balasan yang akan diterima oleh para penzina ketika masih berada di dunia
dan akhirat adalah :

1. Sabda Rasulullah SAW:

Wahai kaum Muslimin! Jauhilah perbuatan zina krn padanya ada 6 macam bahaya,

- Tiga di dunia

- Dan tiga di akhirat.

Adapun bahaya yang akan menimpanya di dunia ialah:


1Lenyapnya cahaya dari mukanya

2Memendek- kan umur

3Mengekalkan kemiskinan.

Adapun bahaya yang bakal menimpa di akhirat kelak ialah:

1Kemurkaan Allah Ta’ala

2Hisab (perhitungan) yang buruk

. 3Siksaan di neraka.
   (HR Baihaqi)

2. Sabda Rasulullah SAW:

...Berhati-hatilah kamu tentang zina. Sesungguhnya pada zina itu ada enam (6) hukuman.

- Tiga semasa di dunia

- Dan tiga lagi di akhirat.

Adapun di dunia ialah:

. 1rezekinya akan berkurang.

2hilang keberkahan hidup, dan

. 3ruhnya akan keluar dari badan dalam keadaan terlindung dari Allah Ta’ala.
Allah tidak akan melihat kepada ruhnya.

Adapun nasib yang akan menimpanya di akhirat ialah:

1. 1Allah akan melihat kepadanya dengan pandangan kemurkaan, yang menyebabkan mukanya akan
menjadi hitam.

. 2Dia akan ditarik mukanya dengan rantai ke neraka (api) yang paling besar.

. 3Kiranya amalannya akan dilakukan dengan teliti dan ketat.
Selain dari balasan dunia dan juga siksaan di akhirat, ada juga hukuman azab ketika berada di
dalam kubur bagi mereka yang berzina ketika di dunia.

.3 Rasulullah SAW bersabda:
...Barang siapa yang memenuhkan (menggunakan) matanya kepada yang haram, Allah akan
memenuhkan matanya dengan bara api neraka Jahanam. Barang siapa yang berzina dengan wanita
yang haram baginya,
1Allah akan meletakkannya di dalam kubur dengan penuh kehausan, menangis, dan sedih.
2Wajahnya akan dihitamkan seperti gelap gelita.
3Di tengkuknya akan digantung dengan ikatan rantai dari neraka.
4Dia akan dipakaikan dengan baju dari api neraka pada tubuhnya.

5Allah tidak akan berbicara dengannya pada hari kiamat.

6Dia juga tidak akan disucikan (dimuliakan) dan bagi mereka azab yang amat pedih
.
Balasan-balasan serta hukuman lain ketika berada di akhirat kelak ialah:

.4 Sabda Rasulullah SAW:

Tiga golongan manusia Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat, tidak akan
memandang kepada mereka, dan tidak akan mensucikan mereka, sedang mereka akan ditimpa
siksaan yang pedih, yaitu:

. 1Orang tua yang berzina

2Seorang raja yang pendusta

3Orang miskin yang sombong

(HR Muslim dan Nasa’I)

Hadis ini menerangkan bahwa balasan yang akan diterima oleh orang tua yang berzina pada hari
kiamat kelak ialah Allah tidak akan berbicara dan memandang kepada mereka, sedang mereka tidak
akan disucikan (diampunkan dosa) dan akan ditimpakan azab siksa yang pedih.

5. Sabda Rasulullah SAW:
Ahli neraka akan menjerit akibat bau yang terlalu busuk dari kemaluan orang yang berzina.
Antara balasan yang akan diterima oleh para penzina di akhirat kelak ialah mereka akan dilemparkan
ke dalam neraka dan kemaluan mereka akan mengeluarkan bau yang terlalu amat busuk sehingga
menyebabkan para penghuni neraka yang lain menjerit-jerit kemarahan dan merasa tertekan dengan
bau yang kuat dan busuk itu..!

Wa na’uzu bi Allahi min zalik!

6. Rasulullah SAW bersabda :

Penzina, pada hari kiamat, akan datang dalam keadaan kemaluan mereka bernyala dengan nyalaan
api.

Semua makhluk mengenali mereka krn bau kemaluan yang terlalu busuk. Muka-muka mereka akan
ditarik ke neraka.

Apabila mereka memasuki neraka, malaikat Malik akan memakaikan mereka dengan sepasang baju
besi dari api neraka. Sekiranya baju besi tersebut diletakkan di atas sebuah gunung, nescaya ia akan
lebur menjadi abu.

Malaikat Malik berkata : “Wahai sekalian malaikat, tancapkan mata-mata mereka dengan paku-paku
besi sebagaimana mereka melihat kepada yang haram.

Ikatkan tangan-tangan mereka dengan ikatan api neraka sebagaimana mereka melakukannya
(memeluk) kepada perkara yang haram.

Ikatkan kaki-kaki mereka dari ikatan api neraka sebagaimana mereka berjalan kepada tempat yang
haram.

Malaikat Zabaniah berkata : “Ya…Ya…!

Malaikat Zabaniah mengikat tangan-tangan serta kaki-kaki mereka, dan mata-mata mereka
ditancapkan dengan paku neraka.

Mereka semua menjerit dan berkata :

“Wahai sekalian malaikat Zabaniah! Kasihanilah kami …! Ringankanlah kami dari azab siksa buat
seketika.

”Malaikat Zabaniah berkata: “Bagaimana kami hendak mengasihi kamu sedangkan Allah Yang Maha
Pengasih begitu amat memurkai kamu.”

Demikianlah nasib yang buruk bagi orang yang melakukan zina semasa didunia.
Rayuan demi rayuan tidak diindahkan.

Hukuman dan siksaan tetap diteruskan untuk menghukum mereka.
Semasa Isra’ dan Mikraj, Nabi Muhammad SAW menyaksikan balasan yang diterima oleh orang-
orang yang berzina

7 PERBUATAN YANG DAPAT MENERANGI ALAM KUBUR

Penceramah : Bpk. Wahab
Masjid : Babusalam
Tempat Peribatan : Masjid Kota Metro
Sumber : Rabu, 1Agustus 2013 | 20.00 WIB



1. Ikhlas dalam beribadah

2. Berbakti kepada ibu dan bapak

3. Mempererat tali silaturrahiim

4. Tidak menyia-nyiakan usia dalam kemaksiatan

5. Tidak mengikuti kehendak hawa nafsu

6. Bersungguh-sungguh dalam taat

7. Memperbanyak dzikir kepada Allaah.
(Kitab Nashoihul Ibad)

Tanda-tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar

Penceramah : Ustad Yusuf M.
Masjid : BaituRozak
Tempat Peribadatan : Masjid Kota Metro
Sumber : 30 Juli 2013



Bagi kaum muslim Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar adalah satu malam yang penting dan diyakini terjadi pada bulan Ramadan. Dalam Alqur'an juga menyebut malam ini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. 

Malam Lailatul Qadar, malam pertama kitab suci Al-Qur'an diturunkan malam ini sebagai pedoman hidup ummat manusia. Oleh karenanya malam itu merupakan malam yang sakral.


Syaikh Salim Bin Ied Al Hilaly dan Syaikh Ali Bin Hasan Bin Ali Bin Abdul Hamid dalam laman Suara Al Qur'an menyebutkan, Rasulullah SAW meriwayatkan bahwa malam lailatul qadar terjadi pada malam antara tanggal 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadan.


Pendapat-pendapat yang ada berbeda-beda. Imam Al Iraqi dalam risalahnya 'Syarh Shadr bidzkri Lailatul Qadar', membawakan perkatan para ulama; Imam Syafi'i berkata, "Menurut pemahamanku, wallahu a'lam, Nabi Muhammad SAW menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau, "Apakah kami mencarinya di malam hari?", beliau menjawab, "Carilah di malam tersebut.". (Sebagaimana dinukil al Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/388).


Terjadinya malam Lailatul Qadr itu pada malam terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits `Aisyah RA, dia berkata: Rasulullah SAW beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda, (yang artinya) "Carilah malam Lailatur Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan."


Bagi seseorang yang fisiknya lemah atau kurang mampu, janganlah sampai melepaskan tujuh hari terakhir, karena riwayat Ibnu Umar (dia berkata): Rasulullah SAW bersabda (yang artinya),

"Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya." (HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).

Ada beberapa tanda datangnya malam mulia dan penuh berkah itu, sebagaimana yang di kemukakan Rasulullah SAW, diantaranya.


1. Udara dan suasana pagi yang tenang. Ibnu Abbas RA berkata: Rasulullah SAW bersabda : "Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah."


2. Esok harinya cahaya matahari agak meredup, bersinar cerah tapi tidak kuat. Ubay bin Ka'ab radliyallahu'anhu berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : "Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar seperti nampan."


3. Bulan nampak separuh bulatan. Abu Hurairoh ra pernah berkata bahwa mereka pernah berdiskusi tentang lailatul qadar disamping Rasulullah SAW lalu beliau bersabda; "Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan."


4. Sewaktu malam tampak terang, tidak dingin, tidak berawan, tidak hujan, tidak panas, tidak ada angin kencang, dan tidak ada aktivitas meteor yang jatuh digalaksi. Rasulullah SAW bersabda: "Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)" (HR. at-Thobroni dalam al-Mu'jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan), sebagaimana hadits dari Watsilah bin al-Asqo'.


5. Terbawa kedalam mimpi. Beberapa sahabat Rasulullah SAW mengalami mimpi berjumpa dengan malam lailatul qadar.


6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Allah, tidak seperti malam-malam lainnya.


Efek jauh dari Al-Qur'an

Penceramah : Bpk. Wahab
Masjid : Babusalam
Tempat Peribatan : Masjid Kota Metro
Sumber : Rabu, 26 Juli 2013 | 20.00 WIB


“Barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu (Al-Qur’an), maka baginya rezeki yang sempit. Dan di hari kiamat dia akan didatangkan dalam keadaan buta” QS Thaha: 124.

Al-Qur’an adalah pegangan hidup setiap muslim, petunjuk jalan agar tidak tersesat dalam mengarungi bahtera kehidupan. Jika kita mempedomaninya, tentu akan diberkahi penuh keselamatan. Dan jika kita berpaling darinya, maka tentu akan ditimpa oleh berbagai bencana.

Hal ini sudah merupakan ketetapan Allah swt: “Sungguh telah berlaku sunnah (ketentuan) Allah, atas orang-orang sebelum kalian, maka berjalanlah kalian di muka bumi ini- dan saksikanlah- bagaimana akibat yang menimpa orang-orang yang mendustakannya (mengingkari Al-Qur’an)”.

Bencana-bencana yang akan datang jika jauh dari Al-Qur’an:

Pertama, bencana Moral; Apabila seseorang tidak berpedoman kepada kitabullah Al-Qur’an, maka tentu dia akan mengikuti hawa nafsunya. Dan apabila banyak orang yang berlaku demikian, maka tentu akan terjadi bencana moral di masyarakat. Karena moral seorang muslim tentu dibentuk atas dasar petunjuk dari Al-Qur’an.

Kedua, bencana Fisik; hal ini diungkapkan Allah swt dalam surat Al-A’raaf ayat 96: “Akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami azab mereka akibat kedustaan mereka”. Kepada kaum-kaum penentang sebelumnya, Allah swt telah menurunkan azab, gelombang seperti tsunami terhadap kaum nabi Nuh as., hujan batu yang menimpa kaum Nabi Luth as karena menganut homo seks, Fir’aun yang ditenggelamkan karena menentang Musa as, dan tentunya tengoklah apa yang menimpa para penentang Nabi Muhammad saw, seperti Abu Jahal, Abu Lahab, Umayyah bin Khalaf, Musailamah Alkadzzab dll.

Ketiga, bencana Ekonomi; kata ma’isyatan dhanka dalam surat Thaha : 124 diatas bermakna mata pencaharian yang sempit. Rezeki akan susah, tekanan ekonomi semakin berat, lantaran mereka jauh dari Al-Qur’an.

Keempat, bencana Sosial; Manakala kaum muslimin jauh dari Al-Qur’an, tentu hubungan ukhuwwah sesama muslim tidak akan baik. Hubungan dengan tetangga, hubungan-hubungan sosial akan rusak. Hal ini merupakan bibit-bibit perpecahan ummat bahkan perpecahan bangsa. Jika ini terjadi, tentu merupakan bencana sosial bagi kita semua.

Kelima, bencana Keimanan; Kerusakan iman kaum muslimin akan menjadi sasaran akhir jauhnya mereka dari pedoman hidup Al-Qur’an. Karena tidak faham Al-Qur’an, sehingga mereka tidak mengerti: mengapa harus mengerjakan sholat, mengapa harus puasa, mengapa harus zakat, haji dst. Lama-lama tentu keimanannya akan tergerus dan mulai bertanya, mengapa kita harus beriman?. Nau’dzubillahi min dzalik.

Mendengar suara elang bernyanyi
Membuat cemas si induk ayam
Mendengar suara orang mengaji
Membuat hati merasa tenteram.

Pemahaman terhadap Agama



Sumber : Minggu, 25 Juli 2013
Tempat Peribadatan : Kota Metro


Ada 3 hal penting yang sering disebut diperlukan oleh setiap seorang Mukmin yaitu iman, ilmu dan amal. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan harus dimiliki untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Untuk dapat beramal dengan benar, maka seseorang harus memiliki ilmu. Beramal tanpa ilmu akan menimbulkan banyak kerusakan. Sebagai contoh, seseorang yang tidak mengetahui hakikat puasa, maka dia berpuasa hanya menahan haus dan lapar saja, tidak menahan ucapan atau perbuatan keji yang dapat merusak ibadah puasa.

Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: “Barang siapa yang beramal tanpa didasari ilmu, maka unsur merusaknya lebih banyak daripada mashlahatnya” (Sirah wa manaqibu Umar bin Abdul Azis, oleh Ibnul Jauzi).

Orang yang ikhlas beramal, tetapi tidak memiliki pemahaman yang benar dapat merusak amalannya dan bahkan dapat memberikan madhorot kepada orang lain. Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa adalah orang yang sesat padahal mereka melaksanakan sholat, puasa, dan amalan lainnya yang sangat banyak.

Rasulullah SAW bersabda, “(Ada sekelompok kaum), mereka menganggap sholat yang dilakukan oleh kamu sangat kecil bila dibandingkan sholat mereka, dan puasanya dianggap lebih rendah dari puasa mereka. Mereka membaca Al Quran, tetapi tidak melampaui kerongkongan mereka.” (Fathul Bari 6/714).

Imam Ibnu Taimiyah berkata: “Meskipun sholat, puasa dan tilawah Quran mereka banyak, namun mereka keluar dari kelompok ahlus Sunah wal Jamaah. Mereka adalah kaum ahi ibadah, wara’ dan zuhud, tetapi itu semua tidak didasari dengan ilmu.”

Maksudnya mereka beribadah dan membaca Al Quran, tetapi amalan tersebut dilaksanakan hanya sebagai rutinitas, tanpa pemahaman terhadap apa yang dilakukan. Mereka memahami ibadah itu suatu perintah yang harus dilaksanakan tanpa memahami hikmah dibaliknya.

Terkadang pelaksanaan ibadah dibuat untuk rutinitas saja. Ada pelaksanaan sholat Jumat berjamaah dengan khutbah yang berisi nasihat dari beberapa ayat Quran dan doa yang sudah tertulis pada beberapa lembar kertas. Dan cara ini sudah dilakukan bertahun-tahun. Tentu saja sangat disayangkan jamaah yang sholat Jumat di masjid tersebut. Tidak ada nasehat atau taujih yang dapat dipahami dan amal yang dapat dilaksanakan.

Terdapat cerita nyata pada suatu perumahan dimana beberapa ibu rumah tangga terjerat hutang dengan rentenir yang memberikan pinjaman uang dengan bunga yang mencekik. Ternyata para rentenir terebut adalah ibu-ibu yang terlibat aktif dalam pengajian pekanan. Kisah ini menunjukkan bahwa kegiatan pengajian rutin yang dilaksanakan tidak memberikan dampak positif pada aktifitas muamalah yang dilakukan.
Keutamaan seseorang bukan didasarkan pada banyaknya ilmu, hafalan atau amalan, akan tetapi dilihat dari benar dan dalamnya pemahaman terhadap agama Islam secara menyeluruh. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Satu orang faqih itu lebih berat bagi setan daripada seribu ahli ibadah.” HR. Tirmidzi.

Sahabat Umar bin Khathab ra juga pernah berkata, “Kematian seribu ahli ibadah yang selalu sholat di waktu malam dan berpuasa di siang hari itu lebih ringan daripada kematian orang cerdas yang mengetahui halhal yang dihalalkan dan diharamkan oleh Allah.”

Bagusnya pemahaman terhadap agama mengalahkan faktor yang lainnya. Sebagai contoh, khalifah Umar bin Khathab ra pernah mengangkat sahabat Ibnu Abbas ra yang pada saat itu masih berusia 15 tahun untuk menjadi anggota majelis syuro. Umar bin Khathab ra menjulukinya sebagai “pemuda tua” karena ketinggian pemahamannya pada usia yang sangat muda.

Oleh karena itu berusahalah kita mendapatkan pemahaman yang benar terhadap Islam yaitu pemahaman yang jernih, murni, integral dan universal. Hal ini akan menyelamatkan kehidupan kita di dunia dan akhirat.

Ibnul Qayyim pernah berkata, “Benarnya kepahaman dan baiknya tujuan merupakan nikmat terbesar yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Tiada nikmat yang lebih utama setelah nikmat Islam melebihi kedua nikmat tersebut. Karena nikmat itulah seseorang memahami Islam dan komitmen pada Islam. Dengannya seorang hamba dapat terhindar dari jalan orang-orang yang dimurkai, yaitu orang yang buruk tujuannya. Juga terhindar dari jalan orang-orang yang sesat, yaitu orang yang buruk pemahamannya, serta akan menjadi orang-orang yang baik tujuan dan pemahamannya.”
Wallahu a’lam.

Telah Datang Bulan yang Agung


Penceramah : Wahab

Masjid : Babusalam Metro
Selasa, 22 Juli 2013 | 20.00 WIB

"Penghulu dari semua bulan adalah bulan Ramadhan dan Penghulu dari semua hari adalah hari Jumat" Hadits Nabi SAW

Telah datang kepada kita bulan yang agung, bulan yang penuh berkah yaitu bulan Ramadhan. Pada bulan ini kaum muslimin diwajibkan melaksakan ibadah puasa. Yaitu menahan lapar dan dahaga serta tidak berhubungan seksual dengan isteri, dimulai dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari.

Tentunya penting menjauhi hal-hal yang dapat merusak nilai ibadah puasa, seperti marah-marah, memaki, bergunjing, berdusta dan lainnya.

Pada bulan Ramadhan ini pula, Allah SWT telah menurunkan kitab suci Al-Quran, yang menjadi pedoman dan panduan hidup bagi setiap orang yang mengaku beriman. Bulan ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan bulan-bulan lain, sampai disebut Nabi saw sebagai sayyidus syuhuur, penghulu dari segala bulan.

Dimana pada hari-harinya disunnahkan agar lebih banyak melakukan ibadah-ibadah sunnat, disamping tentunya melaksanakan ibadah wajib tepat waktu.

Seperti shalat tarawih, membaca Al-Qurán bahkan upayakan agar menamatkannya pada bulan ini.

Semua amalan sunnat akan dibalas dengan pahala wajib, dan semua amalan wajib akan dibalas 70 kali lipat.

Bahkan pada 10 malam terakhir, asyrul awaakhir terdapat satu malam yang nilainya melebihi 1.000 bulan, yang dikenal sebagai lailatul qadr (malam mulia). Bagi yang beribadah pada malam itu, maka usia ibadahnya akan ditambah disisi Allah swt seribu bulan atau lebih kurang 83 tahun.

Sebagai seorang mu’min, tentu akan bergembira menyambut Ramadhan dengan banyaknya nilai-nilai kebaikan yang terkandung didalamnya. Allah SWT juga menjanjikan, bagi yang beribadah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mencari ridho-Nya, maka akan diampuni segala dosanya. Semoga saja Ramadhan ini dapat mengantarkan kita menjadi insan-insan yang bertaqwa.

Siapa ikhlas berpuasa, Akan menjadi insan bertaqwa
Siapa malas beribadat, akan menyesal di akhirat.